16 Kelebihan Orang Yang Mati Syahid sbg Syuhada


  1. Para Syuhada di cabut ruhnya langsung oleh Allah swt, sedangkan para Nabi dan Rasul dicabut Ruhnya oleh Malaikat Maut (Izrail). 
  2. Para Syuhada jenazahnya tidak perlu di mandikan sedangkan jenazah para Nabi dan Rasul di mandikan. Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah bahwasanya Rasulullah saw mengumpulkan setiap dua orang para shahabat yang gugur di medan Uhud pada sebuah kain kafan. Lalu beliau saw bersabda, “Siapa saja diantara mereka yang paling banyak hafal al-Quran kuburkanlah terlebih dahulu.” Jika ada dua orang menyatakan bahwa si fulan lebih banyak hafal al-Qurannya, beliau memasukkannya lebih dulu ke liang lahat. Selanjutnya beliau bersabda, “Saya bersaksi atas mereka kelak di hari akhir.” Setelah itu, Rasulullah saw memerintahkan para shahabat untuk menguburkan mereka, tanpa dimandikan terlebih dahulu, dan juga tidak disholatkan.”[HR. Bukhari] Imam Malik di dalam kitab al-Mudawwanah mengatakan, “Siapa saja yang gugur di medan peperangan, ia tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak disholatkan. Ia dikafani dengan baju yang dikenakannya…Tersebut di dalam hadits riwayat Jabir, “Selanjutnya Rasulullah saw memerintahkan untuk menguburkan mereka, tanpa dimandikan dan juga tidak disholatkan.”
  3. Para Syuhada jenazahnya di makamkan di pemakaman muslim layaknya orang muslim lainnya, sedangkan jenazah para Nabi dan Rasul di makamkan di mana mereka di cabut nyawanya.
  4. Para syuhada di berikan keleluasaan memberikan syafaat (pertolongan) di setiap harinya untuk saudara kerabatnya, sedangkan para Nabi dan Rasul memberikan syafaat pada hari Kiamat.
  5. Para Syuhada jika meninggal ia dikatakan hidup, sedangkan para nabi dan Rasul jika telah meninggal maka ia dikatakan meninggal. "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Ali Imran: 169-170)
  6. Akan diampuni dengan serta merta dosanya serta diperlihatkan tempat duduknya disurga (kecuali mereka yang masih ada urusan hutang).
  7. Diselamatkan dari siksa kubur.
  8. Jasadnya utuh di dalam kuburnya seperti sebelum ia di kuburkan.
  9. Aman dari ketakutan yang teramat besar dan dahsyat pada hari kiamat.
  10. Dinikahkan dengan bidadari (semiskin – miskin ialah 49 bidadari).
  11. Dapat memberi syafaat kepada 70 orang keluarganya. Riwayat oleh Termizi, Ahamd dan Ibnu Majah.
  12. Bau darahnya seperti aroma misk “Demi dzat yang jiwaku ditanganNya! Tidaklah seseorang dilukai dijalan Allah-dan Allah lebih tahu siapa yang dilukai dijalanNya-melainkan dia akan datang pada hari kiamat : berwarna merah darah sedangkan baunya bau misk” (HR. Ahmad dan Muslim) Dr. Abdullah Azzam menyampaikan, “Subhanallah !     Sungguh kita telah menyaksikan hal ini pada kebanyakan orang yang mati syahid sebagai suhada. Bau darahnya seperti aroma misk (minyak kasturi). Dan sungguh disakuku ada sepucuk surat-diatasnya ada tetesan darah Abdul wahid dan telah tinggal selama 2 bulan, sedangkan baunya wangi seperti misk.”
  13. Tetesan darahnya merupakan salahsatu tetesan yang paling dicintai Allah. “Tidak ada sesuatu yang dicintai Allah dari pada dua macam tetesan atau dua macam bekas : tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah dijalan Allah; dan adapun bekas itu adalah bekas (berjihad) dijalan Allah dan bekas penunaian kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah”  (HR. At Tirmidzi – hadits hasan)
  14. Ditempatkan disurga firdaus yang tertinggi
  15. Arwah Syuhada ditempatkan ditembolok burung hijau
  16. Syuhada itu tidak merasakan sakitnya pembunuhan “Orang yang mati syahid sebagai Syuhada itu tidak merasakan (kesakitan) pembunuhan kecuali sebagaiman seorang diantara kalian merasakan (sakitnya) cubitan.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i – hadits hasan) Dr. Abdullah Azzam menceritakan, ” Kami melihat hal ini pada saudara kami, Khalid al-kurdie dari madinah al Munawwaroh ketika ranjau meledak mengenainya, sehingga terbang kakinya, terbelah perutnya, keluar ususnya dan terkena luka ringan pada tangan luarnya. Datanglah Dr. Shalih al-Laibie mengumpulkan ususnya dan mengembalikan kedalam perutnya seraya menangislah Dr. Shalih. Maka bertanyalah Khalid al-Kurdie kepadanya : “Mengapa engkau menangis, dokter? Ini adalah luka ringan pada tanganku.” dan tinggalah dia berbincang-bincang dengan meraka selama 2 jam hingga akhirnya ia menjumpai Allah. Dia tidak merasakan bahwasanya kakinya telah terpotong dan perutnya terbuka.

Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Hidayatullah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger