Minggu, 01 September 2013 10:37 wib
Foto: Orange
DAMASKUS - Penggunaan senjata kimia di Suriah
terus menjadi perdebatan. Ada laporan bahwa senjata kimia itu dipasok
oleh seorang Pangeran Arab Saudi.
Anggota dari pasukan oposisi Suriah memberikan pengakuan kepada Associated Press, mengenai siapa yang berada di belakang serangan yang menggunakan senjata kimia di Ghouta, Damaskus 21 Agustus 2013 lalu. Selain mengakui bahwa serangan itu dilakukan oleh mereka, ada satu sosok lain yang memasok senjata mematikan tersebut.
"Senjata kimia itu disediakan oleh Pangeran Arab Saudi Bandar bin Sultan," pengakuan seorang anggota pasukan oposisi Suriah, seperti dikutip Associated Press, Minggu (1/9/2013).
Sementara seorang perempuan anggota pasukan oposisi yang hanya ingin dengan sebutan "K", mengakui dirinya tidak mengetahui yang mereka miliki adalah senjata kimia. Dia pun tidak membayangkan akan menggunakan senjata kimia.
"Ketika Pangeran Bandar memberikan senjata itu, dia seharusnya memberikan senjata tersebut kepada orang yang mereka menggunakan dan menanganinya," tutur K.
Sementara anggota pasukan oposisi lain yang menyebut dirinya "J", turut memberikan keterangan mengenai penggunaan senjata kimia. J menyebutkan nama militan Jabhat al-Nusra dalam penggunaan senjata kimia ini.
"Militan Jabhat al-Nusra tidak bekerja sama dengan oposisi lainnya, kecuali saat turun dalam medan perang. Mereka tidak membagi informasi. Pada umumnya, mereka mengerahkan pasukan untuk mengoperasikan material (senjata kimia) ini," menurut J.
"Kami penasaran dengan senjata tersebut. Sayangnya, beberapa pasukan oposisi menangani snejata tersebut tidak sesuai prosedur dan memicu ledakan," lanjutnya.
Jabhat al-Nusra dikenal sebagai kelompok afiliasi Al Qaeda dari Irak. Mereka terdiri dari orang-orang yang melawan tentara Amerika Serikat (AS) yang menginvasi Irak. (faj)
Posting Komentar